MAKASSAR – Dalam rangka menyambut Hari Kesehatan Nasional2023, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan bersama Dinas Kesehatan Kota Makassar berkolaborasi dengan Bakrie Center Foundation, Kadin Indonesia, Kadin Daerah Sulsel, serta Yayasan Masyarakat Peduli TB Sulawesi Selatan (YAMALI TB), menyelenggarakan edukasi & skrining Tuberculosis (TBC) pada 300 mahasiswa di STIK Tamalatea Makassar.
Program ini merupakan implementasi program kolaborasi multi stakeholder untuk percepatan eliminasi TBC di Indonesia, yang diinisiasi oleh Bakrie Center Foundation bersama Kadin Indonesia. Pada kesempatan ini melalui giat edukasi dan skrining TBC di STIK Tamalatea Makassar, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Ishaq Iskandar juga ikut dalam deklarasi Kampus Zero TB. STIK Tamalatea Makassar merupakan perguruan tinggi pertama di Sulawesi Selatan yang menyatakan komitmen untuk menempatkan isu TBC sebagai isu krusial dalam kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat.
“Kami sangat mengapresiasi inisiatif dari BCF dan Kadin Indonesia yang telah membawa isu TBC ini ke kalangan perguruan tinggi dan universitas. Melalui kegiatan edukasi dan skrining TBC pada 300 mahasiswa STIK Tamalatea Makassar, kami akan lanjutkan (komitmen) ini untuk membawa isu TBC ini sebagai bagian dari sosialisasi, penelitian, serta pengabdian masyarakat,” jelas Ketua STIK Tamalatea Makassar, Rahmawati.
Saat ini di Indonesia diperkirakan jumlah kasus baru TBC hampir satu juta orang (969.000 orang). Sampai Oktober 2023, treatment coverage yang dilakukan baru mencapai 59% (Kemenkes RI), maka ada 41% kasus yang belum ditemukan dan diobati akan terus menjadi sumber penular TBC dimasyarakat. Di Kota Makassar, target penemuan kasus TBC di tahun 2023 yaitu sebanyak 14.898 kasus. Sedangkan secara provinsi, target capaian penemuan kasus aktif tersebut sebanyak
47.075 kasus. Namun, baru tercapai hingga Oktober 2023 sebanyak 21.667 kasus. Skrining TBC yang dilakukan pada kalangan mahasiswa diharapkan dapat mendorong percepatan pencapaian target pencarian kasus TBC.
“Berbagai upaya eliminasi TBC terus dilakukan dalam upaya pencegahan, penemuan kasus, baik secara aktif maupun laten, diagnosis, hingga terapi/pengobatan. Saya berharap kegiatan kolaborasi antara BCF dan perguruan tinggi dapat memberikan kontribusi untuk mencapai target eliminasi TBC di Sulawesi Selatan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
Penyakit TBC merupakan penyakit yang penuh dengan stigma, maka dari itu proses edukasi dan skrining TBC dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan interaktif, seperti mengadakan sesi permainan edukasi untuk menarik minat mahasiswa mengetahui soal TBC lebih dalam.Tahapan skrining dilakukan dengan melakukan dialog dalam bentuk grup diskusi kepada mahasiswa yang didampingi oleh kader dari Yayasan Masyarakat Peduli TBC (YAMALI) Sulawesi Selatan.
“Mahasiswa merupakan corong komunikasi yang efektif untuk menyebarkan seputar informasi yang benar soal TBC. Karena saat ini, masih banyak kesalahpahaman dalam menanggapi isu TBC di masyarakat, sehingga stigma dan diskriminasi masih menjadi penghalang untuk kita bisa mengajak masyarakat agar peduli terhadap kesehatan, dan melakukan pencegahan bahkan penanganan TBC, ”tambah Waode Rizky, Head of Public Relation Bakrie Center Foundation.
Program kolaborasi nasional untuk percepatan eliminasi TBC sedang berjalan di 6 provinsi yaitu Sumatera Utara, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah,Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Melalui program ini, BCF dan Kadin Indonesia mendorong lintas sektor untuk meningkatkan kerjasama dalam menangani permasalahan TBC di Indonesia. (rilis)