FOTO : KOndisi awal pengerjaan konstruksi pembangunan pondasi jalan tergenangi air sehingga campuran semen dan pasir diduga tidak begitu kuat mengikat batu pondasi yang berada dibagian lapisan bawah.
MAKASSAR — Kritikan terhadap proyek pembangunan lanjutan jalan kampung Lambiri Japing-Japing Selatan di Kelurahan Bontolangkasa Kabupaten Pangkep terus berlanjut dan mulai memantik reaksi luas dari sejumlah kalangan. Pengamat konstruksi mulai ikut bereaksi merespon kualitas pekerjaan proyek anggaran pemerintah tersebut dan menilai adanya indikasi kejanggalan pada pelaksanaan proyek ini.
Pengamat konstruksi, Ibnu Zaki kepada celebesnews.co.id pada Kamis (1/6/2025) menilai proyek tersebut sangat jauh dari kualitas dan volume konstruksi serta terkesan asal dikerjakan. Karena itu, agar pembangunan jalan kampung ini bisa dinikmati oleh masyarakat dengan jangka panjang, maka bongkar pekerjaan yang ada dan kerjakan sesuai dalam kontrak kerja dan rancangan anggaran belanja.
“Nah, biasanya penyakit kontraktor atau penyedia jasa seperti itu, ingin mendapatkan keuntungan besar sehingga tidak lagi memperhatikan kualitas dan mutu pekerjaan. Masyarakat sebagai penerima manfaat proyek tersebut juga tidak akan bisa menikmati pembangunan jalan itu dalam waktu panjang akan cepat mengalami kerusakan,” paparnya.
Ibu menambahkan, proyek yang bersumber dari APBD Kabupaten Pangkep tersebut diduga telah gagal kontruksi. Hal ini telah menyebabkan terjadinya keretakan pada beberapa bagian pondasi jalan, walaupun keretakan itu telah dilakukan menambalan, tetapi secara konstruksi pondasi yang ada semestinya dibongkar total semua.
Belum lagi, proyek ini memang disinyalir dikerjakan tidak sesuai dengan pembangunan kontruksi yang sebenarnya. Terlihat dari teknis pekerjaan asal jadi termasuk pada pemadatan yang kurang maksimal, penggunaan alat-alat seadanya, sehingga pelaksanaannya diduga menghasilkan produk yang gagal atau asal jadi.
Nah, lantas dimana konsultan pengawas proyek tersebut, ini juga ikut menjadi sorotan pengamat konstruksi Ibnu Zaki. Dari segi pengawasan pihak konsultan pengawas pun terkesan seenaknya. Buktinya, beberapa bagian proyek ini sudah mengalami masalah pada sisi kualitas dan mutu.
Dirinya menilai, pekerjaan tersebut mencoreng pekerjaan konstruksi yang ada di Kabupaten Pangkep.
Bukan hanya dugaan gagal kontruksi, tetapi lebih ke ranah pada pekerjaan yang diduga asal jadi. Sehingga, dapat merugikan masyarakat khususnya pengguna jalan, karena hanya mementingkan keuntungan pribadi bagi pihak kontraktor.
“Jika dibiarkan maka indikasi korupsi akan terlihat jelas. Akan adanya main mata antara Kontraktor, PPK, dan konsultan pengawas serta pengguna anggaran harus diperiksa APH,” ujarnya.
Sementara itu, terpisah, Lurah Bontolangkasa di Kabupaten Pangkep berusaha dikonfirmasi oleh celebesnews melalui surat permintaan konfirmasi terkait pelaksanaan proyek peningkatan jalan tersebut hingga berita ini diturunkan tidak memberikan tanggapan dan jawaban.
Demikian pula Ketua Pokmas Kelurahan Bontongkasa, diduga sebagai pelaksana proyek tersebut berusaha dikonfirmasi oleh celebesnews melalui surat permintaan konfirmasi dan klarifikasi hingga berita diturunkan tidak memberikan respon dan jawaban. (cn)