FOTO : ilustrasi, kWh meteran listrik milik salah satu pelanggan
MAKASSAR — Ketua Ormas Markas Daerah Laskar Merah Putih (LMP) Sulawesi Selatan, Taufik Hidayat kembali bereaksi dan memberi kiritikan keras kepada PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar. Itu lantaran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut dinilai telah merugikan pelanggan selama ini.
Menurut Taufik ada jutaan kWh meter listrik milik PLN di Sulawesi Selatan yang selama ini belum ditera atau dicek ulang akan menyebabkan perhitungan tagihan menjadi tidak akurat. Untuk itu PLN diharapkan segera melakukan tera ulang atau mengganti kWh meter pelanggan yang sudah tidak layak.
Selanjutnya, ia mengatakan ketidakakuratan dalam perhitungan tagihan listrik ini dinilai tidak hanya merugikan pelanggan, tetapi justru juga PLN sendiri sebagai pemasok.
“Perkiraan kita ada sekitar jutaan kWh meter listrik yang belum ditera artinya tidak akurat sehingga menimbulkan kerugian kepada pelanggan. Ini tidak boleh terjadi kalau ini terus-terusan bertahun-tahun ini ancamannya berat dan terus bisa merugikan pelanggan,” kata Taufik kepada celebesnews.co.id pada, Senin (5/6/2023).
Taufik meminta agar PLN segera melakukan tera ulang kWh. “Selama ini pelanggan tidak mengerti persoalan tera ini, justru boleh jadi ini yang membuat tagihan PLN tersebut membengkak setiap bulan,” tuturnya.
Ia mengatakan dalam hal ini pelanggan yang dirugikan karena tagihan listriknya bisa saja tidak sesuai pemakaian. Ditambah dengan kondisi sedang sulit seperti saat ini juga berdampak pada keuangan masyarakat sebagai pelanggan PLN semakin terbebani.
“Dampaknya ke masyarakat. Dalam kondisi normal saja tidak bisa diterima apalagi dalam masa sulit ini yang banyak kehilangan pendapatan akibat pendami COVID belum lama ini. Jadi kami harapkan PLN membuka mata dan segera melakukan tera ulang kWh meter pelanggan,” tegasnya.
Terpisah, General Manager PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar berusaha dikonfirmasi oleh celebesnews melalui surat permintaan konfirmasi dan klarifikasi terkait sorotan tera kWh meter listrik tersebut sejak pekan lalu hingga berita ini diturunkan tidak memberikan tanggapan dan jawaban. (cn)
