MAKASSAR — Pengabdian menjadi seorang guru honorer di berbagai daerah di Tanah Air memiliki sejuta cerita dan rasa. Ada cerita yang patut menjadi sumber inspirasi ketika diketahui betapa tingginya semangat pengabdian mereka dalam mencerdaskan putra-putri bangsa.
Namun di sisi lain, terasa sangat miris saat pengadian itu kurang diapresiasi atau kurang mendapat perhatian. Seperti yang dialami para guru kontrak atau honorer di sebuah sekolah swasta SMK Yayasan Pendidikan Abrina (YASPIB) di Botolempangan Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Para guru kontrak atau honorer di sekolah ini masih dibayar Rp5 ribu per jam mengajar. Para pahlawan tanpa tanda jasa ini meski rela mengabdikan diri demi mendidik putra-putri anak bangsa namun semestinya pihak sekolah juga memberi perhatian dan peduli kepada mereka. Itulah yang menjadi harapan salah satu pemerhati pendidikan, Mulyadi SH kepada celebesnews.co.id pada, Selasa (8/8/2023).
Menurut Mulyadi, jumlah yang diterima oleh guru kontrak atau honorer ini sangat jauh dari upah minum provinsi maupun kabupaten. Kesejahteraan guru honor baik material maupun nonmaterial masih jauh dari kata layak.
Ia berharap kepada pihak sekolah lebih peka terhadap kesejahteraan para guru di sekolah dan berharap dapat hidup lebih layak. Demikian pula pemerintah daerah Kabupaten Gowa diminta agar dapat memperhatikan nasib guru honorer meski mereka yang mengajar di sekolah-sekolah swasta.
Terpisah, kepala sekolah SMK Yasbib dikonfirmasi oleh celebesnews menjelaskan, belum bisa memberi porsi gaji para guru tenaga kontrak atau honorer sesuai harapan karena memang melihat jumlah siswa yang ada masih sangat terbatas.
Sementara itu, untuk gaji para tenaga honorer atau kontrak ini diberi Rp 7 ribu per jam mengajar. (cn)