MAKASSAR — Isu keretakan hubungan antara Wali Kota Makassar Danny Pomanto dengan Partai NasDem kembali mencuat.
Awalnya, isu keretakan itu mulai ketika bakal capres dari partai NasDem Anies Baswedan berkunjung ke Sulawesi Selatan dalam rangka safari politik.
Selama dua hari Anies di Sulsel, pada 10-11 Desember 2022 lalu, Danny tak pernah muncul. Hal ini sempat menuai sorotan karena Danny merupakan salah satu kader NasDem.
Sementara saat itu, para petinggi NasDem turut menyambut kedatangan Anies.
Belakangan, Danny mencoba menampik kabar miring tersebut.
“Belum saya lihat ini retak (dengan NasDem). Belumpi, baik baik saja,” ucap Wali Kota Makassar dua periode ini, ketika ditemui oleh media di Rumah Jabatan Wali Kota Makassar, Minggu, (8/1/2023).
Dia mengaku, saat itu dirinya memiliki agenda lain sehingga tak sempat ikut menyambut Anies termasuk mendampingi dalam beberapa kegiatan.
“Saya ada agenda anti korupsi diundang KPK, kemudian lanjut ke Solo, kan jelas sekali saya agenda,” tambahnya.
Menurut Danny Pomanto, apabila keretakan hubungannya dengan NasDem dikaitkan atas ketidakhadirannya soal kedatangan Anies Baswedan di Makassar, tidak menjadi masalah.
Kendati bagi Danny, pilihan politik merupakan sikap yang menunjukkan karakter seseorang.
“Itu sikap namanya, karena saya akan bersikap jelas nanti. Dekat – dekatmi ini. Saya kira itu pemahaman orang, tapi kalau dia salah paham bagus tongji juga. Nanti saya bersikap, yang jelas saya punya sikap. Untuk Pilpres saya punya sikap,” ujarnya.
Namun isu keretakan ini kembali mencuat usai Danny dikabarkan mulai membuka diri dengan partai lain, seperti PDIP hingga Golkar.
“Semua partai dekat,” kata Danny ketika ditanya kedekatannya dengan partai lain.
Apalagi baru-baru ini Ketua DPD 1 Partai Golkar Taufan Pawe mengunjungi Danny di kediamannya, Jalan Amirullah.
Pertemuannya dengan Taufan Pawe diakui untuk mengukur situasi hari ini. “Mengukur situasi hari ini. Kemudian kita ada sikap-sikap moral bersama,” katanya.
Sementara rencana kedatangannya di HUT PDIP pada 10 Januari mendatang, ia mengaku belum mengetahui.
“Saya belum tahu,” jawabnya singkat.
Lebih jauh ditanyakan soal kemungkinan ia hengkang dari NasDem, mantan dosen Unhas ini menyebut tergantung sikap politik.
“Kita lihat nanti karena politik itu sikap. Tentunya kalau sikap berbeda berarti selalu mencari sikap yang sama. Semua kemungkinan, politik ini kan harus selalu satu ruang,” tandas orang nomor satu Makassar ini.
Kabar membeloknya Danny dari NasDem karena Anies semakin menguat ketika ia setia mendampingi Ganjar dalam beberapa kegiatan di Makassar seperti ketika menghadiri Bank Jateng Friendship Run pada 9 Oktober 2022 lalu.
Bahkan setelah kegiatan itu, Danny mendampingi Ganjar untuk mengunjungi lorong wisata yang menjadi program unggulannya.
Diketahui, sejak NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal capres 2024, sejumlah kader memilih hengkang tak terkecuali para petinggi partai.
Mereka diantaranya Mantan Ketua Departemen Bidang UMKM DPP Partai NasDem Niluh Djelantik, Mantan Ketua DPW Gerakan Restorasi Pedagang dan UMKM (Garpu) NasDem Sulawesi Utara (Sulut) Fredriek ‘Didi Roa’ Lumalente, hingga Mantan Wakil Ketua Bidang Hubungan Eksekutif di DPW NasDem Bali Anak Agung Ngurah Panji Astika. (fjr)