FOTO : Aktivis, Ichal
MAKASSAR — Tahun sudah berganti, sejumlah guru di Kabupaten Majene di Sulawesi Barat belum menerima uang sertifikasi atau tunjangan profesi. Kenyataan itu membuat para guru SD dan SLTP dan Pengawas yang berstatus ASN, kecewa.
“Belum dibayarkannya uang sertifikasi guru di Kabupaten Majene. Seharusnya para guru ini menerima tunjangan sertifikasi mereka tiga bulan, namun para guru ini hanya menerima dua bulan,”kata Ichal, salah satu aktivis yang menerima laporan salah satu guru di Kabupaten Majene kepada celebesnews.co.id pada, Selasa (4/1/2023).
Dikatakan oleh Icha, tidak tuntasnya pembayaran uang sertifikasi guru di Kabupaten Majene membuat para guru kecewa pada Pemda Majene. Sekarang jumlah guru ASN di Majene untuk guru SD dan SMP terbilang cukup besar, Belum lagi guru PAUD/TK dan pengawas sekolah.
Sementara itu, keberadaan uang tunjangan profesi yang diterima sekali tiga bulan itu, sangat membantu. Guru yang memiliki pinjaman ke bank akan kerepotan ketika uang tunjangan profesi yang diharapkan tidak dibayar penuh.
“Kami berharap bupati Majene tidak tinggal diam atas kisruh pembayaran tunjangan sertifikasi guru ini. Bupati mesti mencari solusi agar tunjuangan mereka bisa dibayarkan penuh, jangan seperti ini lah, kasihan para guru,”tuturnya.
Ditambahkan Ichal, adanya dugaan pemotongan pembayaran tunjangan sertifikasi guru ini, sekaligus patut diusut oleh Aparat Penegak Hukum (APH). “Kita tidak inginginkan ada pemotongan yang merugikan para guru dari tunjangan sertifikasi ini, polisi dan kejaksaan kami harapkan ikut memberi atensi persoalan ini, karena para guru hanya menerima dua bulan, pada seharusnya terbayarkan tiga bulan pada Desember 2022.
Terpisah Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Majene dikonfirmasi oleh celebesnews.co.id terkait persoalan adanya dugaan pemotongan tunjangan sertifikasi guru tersebut hanya memberi jawaban singkat “Saya konfirmasi dulu ke BKAD, apa betul ada pemotongan,”singkatnya. (cn)