MAKASSAR– Temuan anggaran fitkif mencapai Rp1,5 triliun di Pemprov Sulsel, disikapi Pk Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin.
Kata Bahtiar, semua kepala OPD sudah berterus terang terkait hal ini. Itu sebabnya dia mendapat titik terang ke mana aliran dana yang tidak jelas alurnya.
“Mereka sudah terus terang sama saya, sudah saya buka juga datanya, ada defisit Rp1,5 triliun. Saya hanya mampu membayar itu sebesar Rp1,12 triliun. Saya masih punya utang Rp500 miliar lebih, ditambah potensi utang 2024 Rp1,6 triliun,” jelasnya.
Bahtiar juga memberi atensi kepada seluruh OPD agar bekerja sesuai dengan tugasnya. Tidak perlu memikirkan hal-hal lain yang tidak menjadi tanggung jawabnya dalam bekerja.
”Ini catatan juga untuk semua OPD, sekarang gubernur cuma saya, tidak ada yang lain. Jadi jangan coba-coba lari salah. Kalau itu terjadi, saya pastikan kalian selesai,” tegasnya.
Dengan begitu, Bahtiar menegaskan tidak mau membahas dengan cara-cara seperti ini, mencantumkan angka namun tidak ada uangnya. Sebab, dia menilai selama ini ada perencanaan anggaran yang keliru.
”Saya sebagai orang yang ditunjuk memimpin Sulsel, akan menyusun anggaran dengan cara yang saya yakini benar. Ini ada perencanaan yang keliru selama bertahun-tahun,” kata dia.
Sehingga, sebagai langkah solusi atas semua itu, Bahtiar menegaskan akan menghentikan sejumlah program dengan tidak berbelanja di sisa akhir tahun ini.
Sehingga, anggaran yang masuk akan diprioritaskan untuk membayar utang, termasuk Dana Bagi Hasil (DBH) ke kabupaten/kota.
“Kan Rp850 miliar DBH kabupaten/kota. Terus ada utang tahun lalu, itu sudah di BPK. Ini harus diluruskan kembali. Defisit itu banyak program, ada DBH Rp850 miliar yang belum dibayar. BPK juga temukan ada DBH yang belum dibayarkan tahun lalu. Solusinya, hentikan program dan tidak usah belanja, bayar utang dulu,” imbuhnya. Terkait hal ini, (fjr)