MAKASSAR — Polda Sulsel diminta membongkar sindikat atau jaringan kejahatan perbankan di Sulawesi Selatan. Korban kasus dugaan pemalsuan dokumen dialami oleh salah satu nasabah PT Taspen Makassar diharapkan menjadi pintu masuk kepolisian membongkar adanya dugaan kejahatan perbankan di Bank Syariah Indinesia (BSI) Sulawesi Selatan.
Pengamat hukum, Akram SH kepada celebesnews.co.id pada, Sabtu (17/6/2023) mengatakan sindikat pemalsu dokumen nasabah PT Taspen tersebut diperkirakan tidak bekerja sendiri. Polda Sulsel diharapkan bisa mengusut kasus ini sebab bukan tidak mungkin turut melibatkan sejumlah oknum pejabat atau pegawai dalam Bank BSI di Sulsel.
“Sindikat ini melakukan tindak kejahatan tersebut dengan pembagian tugas dan perannya masing-masing, mereka tidak bekerja sendiri, Polda harus mengusut persoalan ini sampai keatas,” katanya.
Termasuk, kata Akram, Polda Sulsel harus bisa membongkar modus operandi yang dilakukan sindikat itu, pemalsuan dokumen ini boleh jadi turut melibatkan pihak dari PT Taspen itu sendiri karena proses verifikasi berkas diduga tanpa melalui SOP atau prosedur yang benar.
“Kami harapkan Polda Sulsel bisa membongkar sindikat pelaku kejahatan perbankan ini di Bank BSI, sehingga tidak ada lagi orang-orang diluar sana yang dirugikan,”tandasnya.
Kasus dugaan pemalsuan dokumen calon nasabah. Kejahatan ini telah membuat seorang pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang juga merupakan nasabah PT Taspen mengalami kerugian.
Tidak hanya itu, kejahatan yang dialami oleh pensiunan PNS bernama Andi Makkasau tersebut membuat dirinya tidak lagi menerima pencairan gaji pensiunan bulanan dari PT Taspen dalam beberapa bulan terakhir karena adanya dugaan pemalsuan dokumen yang dimasukan oleh Bank BSI ke PT Taspen untuk pengalihan pembayaran gaji pensiunan.
Andi Makkasau kepada celebesnews.co.id pada, Rabu (14/6/2023) menjelaskan, beberapa dokumen dirinya yang diduga dipalsukan oleh pihak BSI untuk pengalihan penyaluran pembayaran gaji pensiunan dirinya tersebut berupa dokumen yang dipersyarakat untuk pengajuan kredit di BSI.
“Nah, semua itu saya tidak pernah tanda tangani, dokumen-dokumen tersebut justru diduga dimasukan sendiri oleh pihak BSI ke PT Taspen untuk pengalihan penyaluran gaji pensiunan saya. Sementara saya sendiri tidak pernah bermohon ke BSI melakukan pengajuan kredit. Lebih diperparah, sekarang dalam beberapa bulan terakhir saya tidak lagi menerima gaji pensiunan dari Taspen,. Nah, kenapa dialihkan ke BSI sementara saya tidak pernah melakukan pengajuan kredit di bank itu,”terangnya.
Diceritakan oleh Andi Makkasau, secara resmi penyaluran gaji pensiunan dirinya tersebut bank yang ditunjuk kepada PT Taspen selama ini adalah melalui Bank BRI Cabang Selayar. Andi Makassau seorang pensiunan PNS yang beralamat di Kabupaten Kepulauan Selayar.
Anehnya, kata dia, terdapat pengajuan kredit atas nama dirinya melalui Bank BSI Cabang Takalar. Hal itu terbongkar setelah dirinya mendatangi kantor Bank BRI Selayar karena tidak lagi menerima penyaluran gaji pensiunan dari Taspen. “Jadi saya ke Makassar mendatangi Kantor PT Taspen mempertanyakan gaji pensiunan saya yang tidak masuk ke Bank BRI di Selayar. Nah…. Dari situ, pihak Taspen menjawab datang orangnya Bank BSI Cabang Takalar untuk memindahkan gaji saya ke Bank BSI Takalar dengan alasan punya pinjaman kredit ratusan juta rupiah,”bebernya.
Andi Makkasau menduga apa yang dialami dirinya tersebut bukan tidak mungkin telah terjadi adanya indikasi kejahatan perbankan dan meminta semua pihak-pihak terkait untuk bertanggungjawab. “Termasuk Kepala Wilayah Bank BSI dan Kepala Cabang Bank BSI Takalar kami pastikan akan menyeret persoalan ini ke ranah hukum. Kami sudah dirugikan atas kejadian ini, dokumen-dokumen kami terindikasi atau diduga telah dipalsukan seolah-olah saya pernah melakukan pengajuan kredit,”tegasnya.
Sementara itu, dari penelusuran celebesnews. pihak PT Taspen, Irfan mengungkapkan, pihaknya siap memberikan sanksi tegas kepada Bank BSI berupa evaluasi kerjasama bila terdapat masalah dalam pengalihan penyaluran pembayaran gaji pensiunan PNS. “Kami di Taspen hanya sekedar melakukan proses administrasi dari berkas-berkas yang dimasukan, sehingga bila telah dianggap lengkap dan tidak ada masalah pasti diproses,”ujarnya.
Irfan juga mengungkapkan, terkait persoalan yang dialami oleh Andi Makkasau tersebut, dirinya siap menunggu laporan resmi dari kepolisian sebagai dasar untuk melakukan pelaporan ke atasan dan kantor pusat di Jakarta. “Kami minta kalau sudah ada laporan polisinya supaya diteruskan ke kami,”ujarnya.
Terpisah, pihak Kantor Wilayah Bank BSI Makassar yang berusaha dikonfirmasi oleh celebesnews sejak beberapa pekan lalu hingga berusaha mengunjungi langsung pihak Kanwil Bank BSI di kantornya pada, Selasa (13/6/2023) siang tidak berhasil untuk ditemui. (cn)